Elaborasi
Tristar Culinary Institute (TCI) dan PT Amerta Pijar Indonesia (API)
30 Ibu Rumah
Tangga dari NTB Diajari Bikin Siomay, Abon Ikan, Tahu dan Tempe
UPAYA meningkatkan ketrampilan ibu rumah tangga di bidang
kuliner --guna membangkitkan ekonomi keluarga-- di daerah marginal, seperti
Desa Hu’u dan Desa Adu Kecamatan Hu’u Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat
(NTB), mendapat apresiasi positif dari
Kementerian ESDM melalui rekanannya yakni PT Amerta Pijar Indonesia (API).
Gayung pun bersambut. PT API yang berpusat di Jakarta
langsung menggandeng pihak Tristar Culinary Insitute (TCI), yang sudah
berpengalaman dalam memberikan pelatihan teknologi tepat guna kepada
masyarakat. Dalam kesempatan kali ini, 30 orang ibu rumah tangga dari NTB
mengikuti pelatihan membuat siomay, abon ikan, tahu dan tempe.
Peserta pelatihan dibagi dua kelompok masing-masing beranggotakan 15 orang. Tim pertama, membuat siomay lengkap dengan sambalnya dan membuat abon ikan pedas. Untuk tim pertama instrukturnya Nursanti dari TCI) dibantu asisten M Abdul Rozy. Sementara itu, untuk tim kedua mempercayakan Indah Fitriana sebagai instruktur dibantu asisten Hafid Hurriah.
Pelatihan yang dihelat selama dua hari pada tanggal 22
dan 23 Oktober ini betul-betul berkesan di mata peserta pelatihan maupun pihak
PT Amerta Pijar Indonesia (API). Menurut informasi dari API, pascapelatihan
kemarin, produk siomay dan abon dari kelompok pertama langsung mendapat respons
warga. Siomay dan sambalnya diorder Rp 100 ribuan, sedangkan abon ikan terjual
Rp 500 ribuan.
”Untuk order berikutnya --tim pertama yang diketuai
Ibu Romelah-- kembali diorder warga sekitar yang memesan dibuatkan siomay dan
abon ikan. Fakta ini membuat mereka semakin antusias membentuk usaha mikro
kecil yang modalnya dari urunan ibu-ibu anggota kelompok,” tutur Rene dari PT
API kepada Nursanti dari TCI Surabaya.
Nursanti dari TCI mengatakan, tim kecil dari TCI –yang
terdiri dari empat orang--jauh-jauh terbang ke NTB untuk sharing dengan peserta
bagaimana membuat siomay dan sambalnya, abon ikan pedas, tahu dan produk
olahannya (susu kedelai dan nugget dari limbah tahu), tempe dan ragi tempe,
yang higienis, enak rasanya dan layak untuk dikomersialkan meskipun hanya dalam
skala rumahan (home industry).
Sebelum berangkat ke NTB, timnya sudah mempersiapkan bumbu dan bahan masakan, seperti kemiri,
cabai, wortel, bengkoang, bawang prei, merica, kecap, gula, kacang tanah, bahan
untukm abon, kedelai. Sendangkan untuk peralatannya antara lain plastik untuk
cetakan tempe, cetakan tahu, selang, thermometer, gelas ukur, spatula,
timbangan dan saringan.
”Dengan demikian, selama di tempat pelatihan kami
tinggal melengkapi bahan-bahan yang lain seperti daging ikan, kedelai, dan
bahan lain yang tersedia di NTB.
Syukurlah selama pelatihan dua hari semuanya berjalan lancar dan peserta
pun puas setelah mengikuti kursus tersebut,” ujar Nursanti, yang diamini Indah
Fitriana.
Indah Fitriana menambahkan, dalam pelatihan pembuatan tempe itu peserta juga
diajarkan bagaimana membuatb ragi tempe. Pasalnya, harga ragi tempe di NTB
relatif mahal, juga barangnya susah diperoleh di pasaran. Karena itu, dengan
membekali peserta pelatihan membuat ragi tempe sendiri, maka kendala tersebut
paling tidak sudah bisa teratasi.
”Sebelum bertolak ke NTB, kami juga sudah uji coba
membuat ragi tempe yang ditumbuhkan di media bekatul jagung dan beras. Dari
hasil uji coba tersebut menunjukkan hasil yang positif,” ujar Indah dengan
wajah sumringah.
Kehadirannya ke NTB menjadi pengalaman berharga.
Pasalnya, lokasi pelatihan itu boleh dibilang daerah marginal. Dari Bandara
Sultan Hasanuddin NTB ke Dompu (tenpat menginap tim TCI di resort Ani Lestari)
ditempuh perjalanan darat dua jam.
Dari tempat penginapan ke lokasi tim pertama
(pembuatan siomay dan abon ikan) hanya ditempuh lima menit, sedangkan
perjalanan dari penginapan ke lokasi tim kedua (pembuatan tahu dan tempe)
kurang lebih 15 menit. “Sisa waktu usai member pelatihan dua hari di NTB, kami
manfaatkan bersama anggota tim TCI untuk melepas penat dengan pelesir di pantai
lakey dan pantai cempe,” pungkasnya. (ahn)
0 komentar:
Posting Komentar