Minggu, 15 Februari 2015

Redaktur Senior Majalah Gema Ditjen IKM Kementerian Perindustrian Wagu Fadliyati

Belajar Pengolahan Minyak Jelantah jadi Biodiesel di Laboratorium Tristar Culinary Institute (TCI)


Kampus Akpar Majapahit, kemarin (21/8) siang kedatangan tamu istimewa, Wagu Fadliyati, Redaktur senior Majalah Gema yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Industri Kecil Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian.


Wanita paro baya kelahiran Blitar tersebut tertarik mengangkat tulisan bertajuk Pengolahan Minyak Jelantah menjadi Biodiesel  di Majalah Gema yang akan diterbitkan September mendatang. Praktik pengolahan minyak jelantah (limbah) menjadi biodiesel ini sejak 2011 silam telah diujicoba dan ditawarkan kepada publik oleh pihak Tristar Culinary Institute (TCI) untuk materi pelatihan nonfood di lembaga itu.


Di mata wanita yang sudah pensiun sebagai PNS di Ditjen IKM Kementerian Perindustrian Jakarta ini, apa yang dipraktikkan pihak TCI merupakan terobosan cerdas yang patut diapresiasi karena langkah itu sangat bermanfaat bagi IKM, menyikapi semakin mahalnya harga bahan bakar minyak (BBM) di negeri ini.


Untuk mengetahui lebih detil proses pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel  atau bahan bakar nabati (BBN), ia mendapat penjelasan langsung dari dua instruktur TCI yakni Ir Andani Suhakanata dan Lidya Nursanti, yang selama ini menangani pelatihan nonfood.


Setelah mendengarkan penjelasan panjang lebar dari kedua instruktur di laboratorium Kampus Akpar Majapahit cq TCI, pihaknya yakin bahwa terobosan ini sangat menguntungkan pelaku IKM di seluruh Tanah Air, karena  pengolahan minyak jelantah bisa dilakukan skala kecil (rumahan).


Dengan mengolah sendiri limbah rumah tangga (minyak jelantah) itu menjadi biodiesel, maka pelaku IKM tidak lagi menggantungkan diri pada pasokan biodiesel untuk industry yang dijual Pertamina dengan harga jauh lebih mahal. Pasalnya, bahan baku minyak jelantah bisa didapat secara mudah dari warga di sekitar IKM membuka usahanya.


Dari penjelasan pihal TCI, sejak dibuka pelatihan mengolah minyak jelantah menjadi biodiesel 2011 lalu, sedikitnya 50 orang (terutama pelaku IKM) telah mengikuti yang digagas lembaga tersebut. Setelah ikut pelatihan, maka IKM bisa mempraktikkan langsung untuk skala kecil di kampungnya.


”Meskipun diusahakan dalam skala kecil, namun proses pengolahan minyak jelantah menjadi biodiesel bisa ditawarkan juga kepada masyarakat yang membutuhkan. Namun lebih elok jika hasil pengolahan itu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sendiri,” terang ibu Wagu, sapaan karibnya.


Diakuinya, pemanfaatkan minyak jelantah menjadi biodiesel merupakan langkah cerdas mengingat selama ini keberadaan minyak jelantah dianggap sebagai limbah rumah tangga. Biasanya, minyak goreng yang sudah menjadi jelantah dibuang begitu saja karena dianggap sudah tidak berguna. ”Oleh karena itu kini saatnya kita manfaatkan minyak jelantah untuk diolah menjadi biodiesel sebagai bahan bakar nabati demi kemaslahatan semua,” pungkasnya. (ahn)

Untuk Informasi Pendaftaran, Silakan menghubungi:
081233752227, 081357866283, 081336563094, 081234506326.
Atau anda bisa juga add BB PIN:
2A1CE131, 2B517ECB, 2B425821, 2A6A1F4E.

Kunjungi juga web resmi kami di
http://www.majapahit.org ; www.tristarculinaryinstitute.com
Bergabunglah dengan AKADEMI PARIWISATA MAJAPAHIT - For The Best Future.

Sekolah Masak - Akademi Kuliner - S1 Culinary Business - Culinology - Molecular Gastronomy - Food Technology 

0 komentar:

Posting Komentar